Indahnya Indonesia, Wisata & Traveling by Cameroon

Sarapan Ala Masyarakat Madura Di Pantai Ropet Giliyang

Wisata Indonesia - Walaupun saya masih tergolong pemula dalam dunia travel blogger. Namun hobi saya yang satu ini sudah saya apresiasikan semenjak dulu. Saya menjalankan blog ini sudah hampir 6 tahun lamanya. Awalnya hanya sekedar menyalurkan hobi menulis, tapi kemudian saya mulai menganggapnya lebih serius. Sebelum ngomongin travel blogger, perlu Anda ketahui bahwa menjadi travel blogger itu tidak senang-senang melulu, namun terkadang kita akan lebih berkerja keras, ada kalanya merasa jenuh, dikejar deadline, hingga tidak ada inspirasi tulisan.

Traveling yaitu dimana ketika seseorang sedang melaksanakan perjalanan antara lokasi geografis yang relatif jauh dengan jalan kaki ataupun memakai kendaraan. Sedangkan blogger yaitu seseorang yang berprofesi menjadi penulis Blog. Jadi, travel blogger yaitu seorang atau banyak orang blogger yang menulis wacana kisah perjalanannya sendiri untuk bisa dibaca oleh orang lain yang membutuhkan informasi mengenai sebuah tempat, daerah atau negara yang dikunjunginya. Biasanya travel blogger selalu menceritakan setiap detail peristiwa, tempat, daerah, bahkan negara-negara yang pernah ia kunjungi, dengan ulasan semenarik mungkin dan sesuai itinerary yang dibuatnya.

 Walaupun saya masih tergolong pemula dalam dunia  Sarapan Ala Masyarakat Madura di Pantai Ropet Giliyang

Baiklah kali ini saya akan sedikit bercerita wacana perjalanan simpulan tahun saya di sebuah pulau kecil nan eksotis di sebelah utaranya pulau Madura, provinsi Jawa Timur. Kali ini saya tidak melakukan solo traveling mirip biasanya, namun jalan-jalan kali ini bersama teman-teman travel blogger dari banyak sekali daerah di Indonesia dan Komunitas Blogger Madura (Plat-M).

Lewat moto "Menduniakan Madura", balasannya para travel blogger yang terpilih diajak keliling pulau Madura dengan mengunjungi destinasi-destanasi potensial selama 4 hari 3 malam di 4 kabupaten yang ada di Madura, yaitu Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bangkalan, dan Kabupaten Pamekasan. Diantara sekian tempat wisata yang dikunjungi, kami mengunjungi sebuah pulau oksigen yakni Giliyang yang secara administratif berada di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep.

Uniknya, pulau ini mempunyai tipologi pantai yang didominasi oleh pantai berkarang dan tebing-tebing karang yang tinggi. Kondisi ini hampir mirip dengan tipologi pulau yang berada wilayah Kepulauan Raja Ampat. Di Pulau Giliyang juga terdapat teras-teras karang yang lebar dan goa-goa karang. Teras dan goa karang ini terbentuk alasannya proses penggerusan oleh arus dan gelombang. Pantai berkarang tersebar hampir di seluruh wilayah pulau dengan persentase sekitar 70%. Sedangkan, pantai berpasir hanya bisa ditemukan di bab barat, barat daya, utara, dan di sebagian wilayah timur laut. Kawasan ini merupakan wilayah pantai yang terlindung alasannya berhadapan dan bersahabat dengan pulau Madura. 

Otw Pulau Giliyang || Sumber Gambar: @mollyta

Untuk menuju ke Pulau Giliyang, kami memakai BUS Pariwisata yang telah disediakan oleh pemerintah Jawa Timur. Perjalanan darat dari ibukota kabupaten Sumenep ke Pelabuhan Dungkek membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Di sana telah disediakan kapal motor milik nelayan setempat yang siap mengantar para travel blogger Indonesia. Waktu tempuh perjalanan yang diharapkan kisaran 45 menit hingga 60 menit dalam kondisi cuaca maritim yang kondusif.

Mobil angkut 3 roda membawa rombongan blogger ke homestay || Taken by cewealpukat

Sesampai di pesisir pantai berpasir Giliyang, kami telah dinantikan oleh penduduk setempat dengan penuh senyuman dan ramah tamahnya. Kesan pertama sudah baik bagi saya yang belum pernah berkunjung ke pulau tersebut. Tidak hanya itu, armada andalan masyarakat Giliyang yang mereka sebut Odong-odong telah siap untuk menghantar kami ke homestay. Buang ekspektasi kalian jikalau berpikir di Giliyang ada hotel atau penginapan. 

Homestay di Giliyang difasilitasi oleh BPWS

Sepanjang perjalanan, canda tawa para blogger menyemarakkan jalanan. Warga di sepanjang pinggir jalan pun tak segan untuk menyapa kami. Tiba di homestay, kami semua istirahat sejenak untuk merebahkan tubuh yang lelah alasannya perjalanan panjang. Singkat cerita, keesokan harinya, pagi sekali travel blogger diarahkan untuk mengunjungi pantai Ropet untuk menikmati sunrise dan sarapan pagi ala masyarakat Madura di pulau itu.

Berangkat menuju lokasi memakai dorkas (baca: odong-odong), perjalanan dari homestay sekitar 3 kilometer. Sepanjang perjalanan, kami menikmati barisan pepohonan yang seakan mengiringi perjalanan kami. Rutinitas masyarakatnya pun menjadi tontonan menarik bagi bloggers. Tentunya udara di sana sangat baik diatas rata-rata, tak heran pulau ini dijuluki pulau oksigen.

Menyusuri jalan kenangan menuju Pantai Ropet || Taken by @uniekkas

Untuk memasuki daerah pantai Ropet, kami harus berjalanan kaki melewati jalan setapak. Ini sangat menarik, alasannya di pagi hari tentunya berjalan kaki sangat baik untuk dilakukan ditambah lagi telah terpapar matahari pagi alasannya sinar matahari pagi mengandung vitamin D didalamnya sehingga baik untuk tulang. Vitamin D juga dipercaya bisa menguatkan otot dan tulang didalam tubuh untuk mencegah penyakit osteoporosis.

Mendekati daerah pantai karang ini, kami disambut dengan fosil ikan paus yang sengaja disusun rapi. Menurut warga setempat bahwa pada tahun 2010 kemudian telah terdampar ikan paus. Oleh pemerintah dan warga setempat, kemudia fosil tersebut disusun dengan indah sedemikian rupa. Kini fosil tersebut telah berubah menjadi menjadi pemandangan menarik untuk pengunjung yang berada di pantai Ropet. Konon, fosil tersebut juga telah dikeramatkan oleh sebagian nelayan setempat, ketika mereka menerima hasil tangkapan yang banyak maka para nelayan tersebut menawarkan sesajan.

Fosil Ikan Paus || Taken by @apriej

Dari lokasi fosil tersebut, kami sedikit berjalan kaki kembali ke arah kiri dengan mengikuti jalur jalan yang telah disediakan. Mendekati tebing pantai, tampak ikan maritim menari-nari diatas terumbu karang diantara ombak yang tenang. Air lautnya yang sangat jernih menciptakan mata telanjang bisa menikmati pemandangan di bawah lautnya. Terlebih daerah pantainya masih belum tercemar, saya tidak melihat sampah-sampah di lautnya.

Dari kejauhan tampak bahtera nelayan yang sedang akan menangkap ikan. Angin pagi dan matahari pagi sangat mendukung di kala itu. Tidak sia-sia kami mengunjungi pantai ini, walaupun tidak berpasir namun keeksotisannya tetap dengan gagah menyapa kami. Bentuk pantainya agak melengkung mirip sebuah teluk dan diapit oleh dua tebing yang mempunyai ketinggian tidak mengecewakan curam.

Salah satu view menarik di Pantai Ropet

Semua blogger yang ada pun tidak lupa untuk mengabadikan momen langka tersebut dengan berselfie dan berwefie-ria. Oh iya, buat kalian yang punya alat untuk snorkeling dan diving, dilarang melewatkan begitu saja terumbu karang yang begitu mempesona. Saya jamin aman, alasannya lautnya area tersebut agak dangkal dan ombak yang tenang. Tapi tetap mengutamakan keamanan dan menjaga habitat di bawah lautnya.

Ini Sarapan Kami, Mana Sarapan Kalian ?

Setelah puas kesana kemari, balasannya pasukan warga yang menyiapkan sarapan pagi kami telah ada di lokasi. Dengan beralas tarpal, kami dipersilahkan untuk menyantap hidangan kuliner pagi ala masyarakat sana. Menunya sangat sederhana dan merakyat, yang menarik yaitu kebersamaan kami menikmati makanannya dengan suasana alam menarik di pagi hari. Saya begitu menikmati suasana hari itu, semangat kebersamaan dan gotong royongnya memang terbaik.


Sarapan ala masyarakat Madura di Pantai Ropet menjadi pengalaman yang mengesankan. Apalagi bisa mencicipi tingginya kandungan oksigen di pulau ini. Saran dari saya, ketika akan berkunjung ke pantai ini, wajib memakai ganjal kaki yang aman dan nyaman alasannya karang bisa saja melukai kaki kita. Pantai Ropet juga kembali mengingatkan saya akan watu karang yang ada di Tanah Lot Bali. Uniknya, pantai Ropet masih natural dan apa adanya.

Matahari mulai bergerak naik, para bloggers pun kembali ke homestay dan kembali berkemas-kemas untuk kembali ke Pulau Madura. Masih banyak destinasi-destinasi lainnya yang harus kami kunjungi. Penasaran dengan Pulau Giliyang terutama Pantai Ropet ? Silakan, tiba ke Pulau Giliyang! Pastikan teman-teman blogger memakai pakaian yang menutup tubuh alasannya di siang hari sinar matahari di pantai Ropet maupun Pulau Madura cukup menyengat. Dan yang paling utama yaitu memakai sunblock untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Happy Traveling :)

Back to Homestay || Taken by @miramiut

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sarapan Ala Masyarakat Madura Di Pantai Ropet Giliyang

0 komentar:

Posting Komentar