Indahnya Indonesia, Wisata & Traveling by Cameroon

Pelesiran Ke Keraton Amantubillah Mempawah

Wisata Indonesia - Bulan Desember tentu selalu identik dengan libur panjang, mulai dari libur Hari Raya Natal, libur sekolah, hingga libur tamat tahun. Banyak hal yang sanggup dilakukan untuk mengisi waktu libur panjang di tamat tahun, baik solo traveling atau grup traveling. Liburan panjang menjelang penutupan tahun, tentunya tak saya sia-siakan begitu saja. Pastinya sangat membosankan kalau moment libur panjang diisi dengan kegiatan dirumah tanpa relaksasi. Berlibur atau pelesir bersama teman-teman menjadi salah satu alternatif untuk mengukir sebuah memori yang tidak akan terlupakan untuk tahun – tahun mendatang.

Istana Amantubillah - Panembahan Mempawah
Mempawah Kota Bestari, sebuah kota kecil yang menjadi ibukota Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), kali ini menjadi destinasi saya dan teman-teman untuk berwisata sejarah ke Keraton Amantubillah. Pelesir sehari (one day trip) ke Mempawah merupakan pilihan bersama alasannya untuk menjelajahi destinasi-destinasi yang ada di Kota Mempawah khususnya keratonnya cukup dekat dengan Kota Pontianak.

Perjalanan dimulai dari Kota Pontianak

Lama perjalanan dari Kota Pontianak menuju ibukota Kabupaten Mempawah sekitar 1 jam 53 menit dan jarak tempuh ± 75 KM, baik kendaraan roda 4 ataupun roda 2. Dalam perjalanan menuju Kota Mempawah, kita akan melewati salah satu landmark Kota Pontianak yakni Tugu Khatulistiwa / Monumen Equator yang membuktikan bahwa Kota Pontianak dilewati garis lintang nol derajat bumi, garis yang sempurna membelah bumi bab selatan dan bab utara. Lokasinya berada sekitar 3 km dari sentra Kota Pontianak.

Sesampai di Kota Mempawah, kami pribadi menuju ke Keraton Mempawah, cukup gampang untuk menemukan keraton ini alasannya masih berada di daerah perkotaan. Memasuki komplek keraton yang didominasi oleh warna hijau ini menempatkan goresan pena “Mempawah Harus Maju, Malu dengan Adat" pada pintu gerbang keraton. Peninggalan Keraton Amantubillah yang berdiri kokoh hingga kini ini dibangun pada masa pemerintahan sultan ke-3 Panembahan Mempawah yaitu Gusti Jamiril bergelar Panembahan Adi Wijaya Kesuma (1761-1787).

Bangunan utama Keraton Mempawah

Untuk memasuki komplek keraton, tidak dikenakan biaya alias free, pengunjung hanya diwajibkan untuk mengisi buku tamu. Setelah itu, tamu diperbolehkan untuk melihat-lihat singgasana raja, foto-foto raja beserta keluarganya, keris, busana kebesaran, dan payung kerajaan, dan lain-lain. Pesan pribadi dari saya, untuk berkunjung ke keraton apapun itu, selalu berpakaian yang sopan, jangan pake singlet, celana ketat dan semacamnya. Namanya juga keraton, sesadar-sadarnya tetap menjaga sopan santun dan etitut dalam berbicara dan berpakaian.


Kompleks Keraton Amantubillah terbagi menjadi tiga bagian, yakni bangunan utama, bangunan sayap kanan, dan sayap kiri. Amantubillah yang memiliki arti “Aku beriman kepada Allah”, pada masa sekarang, bangunan utama berfungsi sebagai museum Kerajaan Mempawah. Bangunan sayap kanan berfungsi sebagai pendopo istana, sedangkan bangunan sayap kiri sebagai tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah.

Di bab belakang bangunan utama terdapat bak bekas pemandian sultan beserta keluarganya pada zaman dahulu. Akan tetapi, pada ketika ini bak pemandian tersebut tidak berfungsi lagi, alasannya pendangkalan dan tertutupnya susukan air yang menghubungkan bak tersebut dengan anak sungai Mempawah.



Keluar dari komplek keraton, terdapat daerah wisata masakan untuk memanjakan pengunjung dengan aneka sajian masakan yang menggoyang lidah. Harga terjangkau dan rasa kaki lima menciptakan daerah tersebut selalu ramai. Setelah mengisi perut, kami menuju ke Masjid Jamiatul Khair yang letaknya tak jauh dari Keraton Amantubillah. Bersama dengan Keraton Amantubillah, Masjid Jamiatul Khair menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Mempawah.

Masjid ini berdiri di bantaran sungai Mempawah, sehingga pengunjung yang ingin ibadah disini mencicipi keteduhan dan kenyamanan walau terik matahari. Kebanyakan masjid keraton di Kalimantan Barat ditempatkan di bantaran sungai, alasannya pada zaman dahulu sungai merupakan urat nadi acara masyarakat dan belum adanya pembangunan jalan raya.


Perjalanan selanjutnya, silaturahmi ke kediaman salah satu blogger asal Kota Mempawah, yang rumahnya tidak jauh dari Kantor Bupati Kabupaten Mempawah. Kami disambut dengan hangat oleh Mas Freddy Hernawan (hernawan.net) beserta keluarganya. Mempererat tali silaturahmi sesama blogger menciptakan kami semakin erat dan nyaman. Sampai jumpa dilain waktu.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pelesiran Ke Keraton Amantubillah Mempawah

0 komentar:

Posting Komentar