Wisata Indonesia - Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang dituturkan dari lisan ke lisan oleh nenek moyang .kita dari generasi ke generasi berikutnya dan berkembang terus di dalam kehidupan· masyarakat pendukungnya. Cerita rakyat yang dituturkan tersebut, jikalau kita kaji secara mendalam ternyata mengandung nilai-nilai luhur, pesan serta ajaran-ajaran moral yang sanggup kita petik hikmahnya dalam menjalankan kehidupan sehari -hari.
Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang. Menjelang era ke-12 di sekitar wilayah pantai utara Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Sambas terdapat sebuah Kerajaan Hindu Majapahit, dengan sentra pemerintahan di kawasan Paloh. Kerajaan tersebut telah beberapa kali mengalami perpindahan sentra kerajaan dan alhasil menetap di suatu kawasan masuk ke pedalaman yang kini ini dikenal dengan Desa Kota Lama, kawasan ini termasuk wilayah Kecamatan Teluk Keramat (kurang lebih berjarak 36 km dari Kota Sambas).
Puteri Ratu Pantai Selatan |
Pada masa kekuasaan Kerajaan di kawasan Paloh tersebut, di sebelah pantai selatan Kalimantan Barat juga terdapat suatu kerajaan yang berpengaruh dan tangguh. Kerajaan itu dikenal dengan nama Kerajaan Matan Tanjungpura. Kerajaan Matan Tanjungpura ini berpusat di kawasan Sukadana, Kabupaten Ketapang.
Antara kerajaan yang berada di kawasan Paloh di Kabupaten Sambas dengan Kerajaan Matan Tanjungpura di Ketapang semenjak dulu telah terjalin hubungan bilateral. Hal ini terjadi alasannya ialah kedua kerajaan ini menganut kepercayaan Hinduisme yang dibawa dari Majapahit.
Daripada itu, hubungan demi hubungan kian meningkat tidak saja dalam hal perdagangan akan tetapi lebih dipererat lagi pada hubungan perkawinan antara kedua kerajaan tersebut. Dengan demikian antara Kerajaan di Paloh Kabupaten Sambas dengan Kerajaan Matan Tanjungpura di Kabupaten Ketapang, sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa menganut kepercayaan Hinduisme Majapahit, oleh alasannya ialah itu kedua kerajaan itu tentu saja di bawah pengawasan kerajaan yang besar, yaitu Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur.
Tidak sanggup disangkal lagi bahwa setiap kerajaan yang tunduk di bawah pengawasan kerajaan yang berkuasa pada masa itu berkewajiban untuk membayar upeti. Kewajiban membayar upeti kepada Kerajaan Majapahit itu tidak sanggup dikatakan menyerupai perlakuan yang telah dilakukan oleh penjajah Belanda semata-mata hendak mengeruk kekayaan alam dan berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Akibatnya rakyat Indonesia menderita selama masa imperialisme Belanda itu.
Lain halnya dengan kewajiban membayar upeti dari kerajaan-kerajaan yang telah tunduk kepada Kerajaan Majapahit menyerupai yang dilakukan oleh Kerajaan di kawasan Paloh dan Kerajaan Matan Tanjungpura tersebut, di mana setiap tahunnya kedua kerajaan itu menawarkan upetinya kepada Raja Majapahit dan hal ini merupakan suatu arahan atau tanda penghormatan dan penghargaan dan bukan dianggap sebagai beban bagi masyarakat. Demikian eratnya hubungan antara kedua kerajaan tersebut sehingga terjadi suatu kejadian yang di luar jangkauan nalar pikiran manusia.
Diceritakan bahwa pada waktu itu akan tiba 'kebenaran' atau isu dari alam ghaib, seorang puteri yang mengaku berjulukan Puteri Ratu Pantai Selatan ingin berkunjung ke kerajaan yang terdapat di kawasan Paloh tersebut. Sedangkan isu dari alam ghaib ini tidak pula menjelaskan siapa bergotong-royong Puteri Ratu Pantai Selatan, dan siapa nama raja yang berkuasa di kawasan Paloh tersebut.
Ceritanya diawali dengan suatu kejadian di sentra kerajaan di sekitar kawasan Paloh Kabupaten Sambas, ketika itu kerajaan ini merupakan wilayah paling ujung sebelah pantai utara Kalimantan Barat. Seorang raja telah naik tahta dan berkuasa penuh di wilayah itu.
Pada suatu hari, raja tersebut mendapat kabar isu melalui alamat mimpi yang diyakini berasal dari alam ghaib dan oleh penduduk di kawasan Paloh itu dikenal dengan nama sebutan 'negeri kebenaran'. Negeri kebenaran bergotong-royong ialah suatu alam ghaib yang tak tampak oleh mata telanjang manusia, namun keberadaannya masih dalam ruang lingkup Planet Bumi.
Oleh alasannya ialah itu, sebagian orang meyakini di 'negeri kebenaran' ada penghuninya, yaitu makhluk-makhluk ghaib atau 'makhluk Bunian.' Seperti halnya Puteri Ratu Pantai Selatan juga merupakan 'makhluk bunian' dari 'negeri kebenaran.' Puteri Ratu Pantai Selatan inilah yang memberi alamat atau petunjuk melalui mimpi sang raja.
Di dalam mimpinya itu sang Puteri akan berkunjung di kawasan Paloh. Sejak itulah, kawasan Paloh ini menjadi sentra 'Kerajaan Negeri Kebenaran' yang telah melegenda di dalam masyarakat. Kemudian, alasannya ialah mendapat alamat mimpi dari negeri kebenaran, kemudian sang raja merembukkan problem ini dengan para hulu balangnya.
Sementara itu, mendengar akan kedatangan tamu yaitu tidak lain ialah Puteri Ratu Pantai Selatan, maka hati serta jantung para hulu balang menjadi bergetar dibuatnya. Sebab yang mereka pikirkan dan yang ada di dalam benak mereka itu bagaimana cara penyambutan Ratu Pantai Selatan itu nantinya.
Dari hasil rembukan itu, diambillah suatu janji perihal penyambutan Puteri Ratu Pantai Selatan yang akan turun dari negeri kebenaran dan berkunjung ke Paloh itu. Sebagaimana diketahui, oleh alasannya ialah Puteri Ratu Pantai Selatan bukanlah makhluk lazimnya menyerupai insan biasa. Adapun yang akan dipergunakan sebagai sarana untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari negeri kebenaran, ialah tangga atau jalan bertingkat, dan inilah yang dikenal dengan nama 'Batu Bejamban.'
Konon diceritakan bahwa Batu Bejamban yang aslinya telah diangkat ke tempat asalnya, yaitu negeri kebenaran, dan yang tampak kini ini hanyalah berupa batu-batu karang yang tersusun bertingkat mulai dari darat hingga hingga ke dasar laut, bersahabat perairan maritim Tanjung Datuk.
Batu Bejamban ialah suatu tempat yang selalu dikeramatkan orang, terlebih oleh penduduk setempat, wilayah Kabupaten Sambas. Adapun asal ajakan Batu Bejamban, kisahnya berkaitan dengan Batu Layang yang berada di kawasan Pontianak.
Sama halnya dengan Batu Bejamban, Batu Layang juga merupakan kawasan yang selalu dikeramatkan orang. Di mana di kawasan Batu Layang terdapat banyak makam raja-raja Kesultanan Pontianak. Salah satu di antara makam raja tersebut ialah Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri, yaitu pendiri Kota Pontianak.
Adapun tepatnya waktu kawasan Batu Layang itu menjadi tempat pemakaman Raja-raja Pontianak serta alasan mengapa kawasan tersebut dinamai Batu Layang memiliki kisah tersendiri. Batu Layang ialah kerikil yang dilayangkan dari Ketapang (maksudnya dari Kabupaten Ketapang), menuju ke kawasan Paloh.
Sedangkan batu-batu tersebut diperuntukkan menciptakan Batu Bejamban, sebuah tangga untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari Kayangan atau 'Negeri Kebenaran.' Beberapa buah kerikil yang akan diperuntukkan menciptakan tangga untuk menyambut Puteri Ratu Pantai Selatan yang melayang itu ada yang jatuh di pertengahan ,jalan (maksudnya di sekitar garis lintang khatulistiwa), yang kini ini dikenal dengan Desa Batu Layang.
Desa Batu Layang kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Batu Layang, jauh sebelum kedatangan Syarif Abdurrahman Alkadri yang mendirikan Kota Pontianak itu merupakan kawasan yang tidak bertuan, sudah semenjak usang ada dan telah banyak pula dikenal orang.
Namun, entah siapa yang pertama menawarkan nama Batu Layang terhadap kawasan tersebut, tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, konon dikabarkan orang bahwa di perairan Sungai Kapuas di sekitar Pulau Batu Layang itu, terdapat seorang nelayan yang berasal dari hulu Sungai Landak sedang mencari ikan.
Pada ketika sedang asyik menangkap ikan, tiba-tiba ia menyaksikan kejadian asing di mana langit secara tiba-tiba cuaca mendung yang menerangkan akan datangnya hujan. Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu menciptakan sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung.
Dari kejadian itulah, sehingga dari lisan ke lisan kawasan tersebut dikenal dengan nama: Batu Layang. Dan alhasil hingga ke indera pendengaran Syarif Abdurrahman Alkadri hingga kini ini kawasan itu merupakan tempat 'keramat' yang selalu dikunjungi, maka Syarif Abdurrahman Alkadri yaitu orang yang pertama mendirikan Kota Pontianak itu mint a dimakamkan di tanah Batu Layang tersebut.
Kemudian kisah Batu Bejamban belumlah habis akhir beberapa batu-batu yang dilayangkan dari Ketapang itu ada yang jatuh di wilayah (Batu Layang kini). Setelah batu-batu layang itu tiba di tanah Paloh maka disusunlah batu-batu itu mulai dari atas darat hingga hingga ke dasar laut. Sebab Puteri Ratu Pantai Selatan akan menginjakkan kaki pertamanya turun dari laut.
Sementara yang mengerjakan penyusunan batu-batu itu sehingga menjadi Batu Bejamban ialah makhluk ghaib juga. Makhluk ghaib ini yang mulai dari pengambilan kerikil dari Ketapang hingga pada tahap melakukan pengerjaaan Batu Bejamban yang diketuai oleh seorang jin. Jin tersebut berjulukan Jin Bujang Danor.
Setelah itu waktu berganti dengan cepatnya, Puteri Ratu Pantai Selatan tidak usang lagi akan datang. Persiapan penyambutannya pun mendapat perhatian khusus dari rakyat di Kerajaan Paloh. Pada tiap-tiap dusun dipasang umbul- umbul janur kuning dari nyiur kelapa. Disamping itu raja memerintahkan padq. punggawa untuk secepatnya mendirikan sebuah keraton di Kota Lama (maksudnya bukan Keraton Ratu Sepudak).
Setelah itu sentra kerajaan di kawasan Paloh dialihkan ke Kota Lama, populer dengan rajanya yang bergelar Ratu Sepudak. Pendirian keraton di Kota Lama tidak lain diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Puteri Ratu Pantai Selatan. Tempat untuk Tuan Puteri tidur, diberi 'kelambu kuning.' Sedangkan untuk Tuan Puteri Ratu Pantai Selatan mandi, raja juga memerintahkan punggawa untuk mencarikan sebuah bukit. Dan bukit itu populer dengan nama bukit Sebedang, di mana di bukit Sebedang ini terdapat danau yang sangat indah sekali.
Di Danau Sebedang inilah tempat Puteri Ratu Pantai Selatan itu mandi. Demikian eloknya danau Sebedang dikelilingi oleh bukit atau tanah tinggi. Konon di tanah Sebedang ini pula telah terjadi kejadian penguburan hidup-hidup sepasang anak insan dan populer dalam sejarah legenda 'Bujang Nadi dan Dare Nandung.'
Kunjungan Puteri Ratu Pantai Selatan ke kerajaan di kawasan Paloh itu membawa pesan bahwa antara Paloh dan Ketapang harus bergabung. (Di sini yang empunya dongeng belum sanggup menerjemahkan makna kalimat tersebut). Yang jelas, kalimat itu bukanlah kalimat yang dibuat-buat sendiri oleh yang empunya dongeng dari kisah asal ajakan Batu Bejamban dan Batu Layang ini. Kedatangan Puteri Ratu Pantai Selatan pun kemudian disambut dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih. Kaprikornus mungkin inilah salah satu upacara penghormatan masa dulu kala, yang protokolernya dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih serta bermakna keselamatan. Namun kini protokoler penyambutan tamu, ialah dengan cara pengalungan bunga dan lain sebagainya.
Demikian kisah perjalanan Puteri Ratu Pantai Selatan yang entah siapa bergotong-royong ia? Sehingga telah menciptakan dua kejadian bersejarah di Kalimantan Barat, yang berbeda dan berlainan tempat itu. Yang pertama ialah Batu Bejamban di kawasan Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, dan lainnya Batu Layang di Kecamatan Pontianak Utara.
Ceritanya diawali dengan suatu kejadian di sentra kerajaan di sekitar kawasan Paloh Kabupaten Sambas, ketika itu kerajaan ini merupakan wilayah paling ujung sebelah pantai utara Kalimantan Barat. Seorang raja telah naik tahta dan berkuasa penuh di wilayah itu.
Pada suatu hari, raja tersebut mendapat kabar isu melalui alamat mimpi yang diyakini berasal dari alam ghaib dan oleh penduduk di kawasan Paloh itu dikenal dengan nama sebutan 'negeri kebenaran'. Negeri kebenaran bergotong-royong ialah suatu alam ghaib yang tak tampak oleh mata telanjang manusia, namun keberadaannya masih dalam ruang lingkup Planet Bumi.
Oleh alasannya ialah itu, sebagian orang meyakini di 'negeri kebenaran' ada penghuninya, yaitu makhluk-makhluk ghaib atau 'makhluk Bunian.' Seperti halnya Puteri Ratu Pantai Selatan juga merupakan 'makhluk bunian' dari 'negeri kebenaran.' Puteri Ratu Pantai Selatan inilah yang memberi alamat atau petunjuk melalui mimpi sang raja.
Di dalam mimpinya itu sang Puteri akan berkunjung di kawasan Paloh. Sejak itulah, kawasan Paloh ini menjadi sentra 'Kerajaan Negeri Kebenaran' yang telah melegenda di dalam masyarakat. Kemudian, alasannya ialah mendapat alamat mimpi dari negeri kebenaran, kemudian sang raja merembukkan problem ini dengan para hulu balangnya.
Sementara itu, mendengar akan kedatangan tamu yaitu tidak lain ialah Puteri Ratu Pantai Selatan, maka hati serta jantung para hulu balang menjadi bergetar dibuatnya. Sebab yang mereka pikirkan dan yang ada di dalam benak mereka itu bagaimana cara penyambutan Ratu Pantai Selatan itu nantinya.
Dari hasil rembukan itu, diambillah suatu janji perihal penyambutan Puteri Ratu Pantai Selatan yang akan turun dari negeri kebenaran dan berkunjung ke Paloh itu. Sebagaimana diketahui, oleh alasannya ialah Puteri Ratu Pantai Selatan bukanlah makhluk lazimnya menyerupai insan biasa. Adapun yang akan dipergunakan sebagai sarana untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari negeri kebenaran, ialah tangga atau jalan bertingkat, dan inilah yang dikenal dengan nama 'Batu Bejamban.'
Konon diceritakan bahwa Batu Bejamban yang aslinya telah diangkat ke tempat asalnya, yaitu negeri kebenaran, dan yang tampak kini ini hanyalah berupa batu-batu karang yang tersusun bertingkat mulai dari darat hingga hingga ke dasar laut, bersahabat perairan maritim Tanjung Datuk.
Batu Bejamban ialah suatu tempat yang selalu dikeramatkan orang, terlebih oleh penduduk setempat, wilayah Kabupaten Sambas. Adapun asal ajakan Batu Bejamban, kisahnya berkaitan dengan Batu Layang yang berada di kawasan Pontianak.
Sama halnya dengan Batu Bejamban, Batu Layang juga merupakan kawasan yang selalu dikeramatkan orang. Di mana di kawasan Batu Layang terdapat banyak makam raja-raja Kesultanan Pontianak. Salah satu di antara makam raja tersebut ialah Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri, yaitu pendiri Kota Pontianak.
Adapun tepatnya waktu kawasan Batu Layang itu menjadi tempat pemakaman Raja-raja Pontianak serta alasan mengapa kawasan tersebut dinamai Batu Layang memiliki kisah tersendiri. Batu Layang ialah kerikil yang dilayangkan dari Ketapang (maksudnya dari Kabupaten Ketapang), menuju ke kawasan Paloh.
Sedangkan batu-batu tersebut diperuntukkan menciptakan Batu Bejamban, sebuah tangga untuk Puteri Ratu Pantai Selatan turun dari Kayangan atau 'Negeri Kebenaran.' Beberapa buah kerikil yang akan diperuntukkan menciptakan tangga untuk menyambut Puteri Ratu Pantai Selatan yang melayang itu ada yang jatuh di pertengahan ,jalan (maksudnya di sekitar garis lintang khatulistiwa), yang kini ini dikenal dengan Desa Batu Layang.
Desa Batu Layang kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Batu Layang, jauh sebelum kedatangan Syarif Abdurrahman Alkadri yang mendirikan Kota Pontianak itu merupakan kawasan yang tidak bertuan, sudah semenjak usang ada dan telah banyak pula dikenal orang.
Namun, entah siapa yang pertama menawarkan nama Batu Layang terhadap kawasan tersebut, tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, konon dikabarkan orang bahwa di perairan Sungai Kapuas di sekitar Pulau Batu Layang itu, terdapat seorang nelayan yang berasal dari hulu Sungai Landak sedang mencari ikan.
Pada ketika sedang asyik menangkap ikan, tiba-tiba ia menyaksikan kejadian asing di mana langit secara tiba-tiba cuaca mendung yang menerangkan akan datangnya hujan. Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu menciptakan sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung.
Bukannya hujan yang turun melainkan barisan batu-batu yang melayang dan berterbangan itu menciptakan sinar matahari menjadi tertutup, sehingga cuaca tampak menjadi mendung. |
Dari kejadian itulah, sehingga dari lisan ke lisan kawasan tersebut dikenal dengan nama: Batu Layang. Dan alhasil hingga ke indera pendengaran Syarif Abdurrahman Alkadri hingga kini ini kawasan itu merupakan tempat 'keramat' yang selalu dikunjungi, maka Syarif Abdurrahman Alkadri yaitu orang yang pertama mendirikan Kota Pontianak itu mint a dimakamkan di tanah Batu Layang tersebut.
Kemudian kisah Batu Bejamban belumlah habis akhir beberapa batu-batu yang dilayangkan dari Ketapang itu ada yang jatuh di wilayah (Batu Layang kini). Setelah batu-batu layang itu tiba di tanah Paloh maka disusunlah batu-batu itu mulai dari atas darat hingga hingga ke dasar laut. Sebab Puteri Ratu Pantai Selatan akan menginjakkan kaki pertamanya turun dari laut.
Sementara yang mengerjakan penyusunan batu-batu itu sehingga menjadi Batu Bejamban ialah makhluk ghaib juga. Makhluk ghaib ini yang mulai dari pengambilan kerikil dari Ketapang hingga pada tahap melakukan pengerjaaan Batu Bejamban yang diketuai oleh seorang jin. Jin tersebut berjulukan Jin Bujang Danor.
Setelah itu waktu berganti dengan cepatnya, Puteri Ratu Pantai Selatan tidak usang lagi akan datang. Persiapan penyambutannya pun mendapat perhatian khusus dari rakyat di Kerajaan Paloh. Pada tiap-tiap dusun dipasang umbul- umbul janur kuning dari nyiur kelapa. Disamping itu raja memerintahkan padq. punggawa untuk secepatnya mendirikan sebuah keraton di Kota Lama (maksudnya bukan Keraton Ratu Sepudak).
Setelah itu sentra kerajaan di kawasan Paloh dialihkan ke Kota Lama, populer dengan rajanya yang bergelar Ratu Sepudak. Pendirian keraton di Kota Lama tidak lain diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Puteri Ratu Pantai Selatan. Tempat untuk Tuan Puteri tidur, diberi 'kelambu kuning.' Sedangkan untuk Tuan Puteri Ratu Pantai Selatan mandi, raja juga memerintahkan punggawa untuk mencarikan sebuah bukit. Dan bukit itu populer dengan nama bukit Sebedang, di mana di bukit Sebedang ini terdapat danau yang sangat indah sekali.
Di Danau Sebedang inilah tempat Puteri Ratu Pantai Selatan itu mandi. Demikian eloknya danau Sebedang dikelilingi oleh bukit atau tanah tinggi. Konon di tanah Sebedang ini pula telah terjadi kejadian penguburan hidup-hidup sepasang anak insan dan populer dalam sejarah legenda 'Bujang Nadi dan Dare Nandung.'
Kunjungan Puteri Ratu Pantai Selatan ke kerajaan di kawasan Paloh itu membawa pesan bahwa antara Paloh dan Ketapang harus bergabung. (Di sini yang empunya dongeng belum sanggup menerjemahkan makna kalimat tersebut). Yang jelas, kalimat itu bukanlah kalimat yang dibuat-buat sendiri oleh yang empunya dongeng dari kisah asal ajakan Batu Bejamban dan Batu Layang ini. Kedatangan Puteri Ratu Pantai Selatan pun kemudian disambut dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih. Kaprikornus mungkin inilah salah satu upacara penghormatan masa dulu kala, yang protokolernya dengan penaburan beras kuning, beras merah, dan beras putih serta bermakna keselamatan. Namun kini protokoler penyambutan tamu, ialah dengan cara pengalungan bunga dan lain sebagainya.
Demikian kisah perjalanan Puteri Ratu Pantai Selatan yang entah siapa bergotong-royong ia? Sehingga telah menciptakan dua kejadian bersejarah di Kalimantan Barat, yang berbeda dan berlainan tempat itu. Yang pertama ialah Batu Bejamban di kawasan Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, dan lainnya Batu Layang di Kecamatan Pontianak Utara.
Tulisan diatas bersumber dari buku Cerita Rakyat Kalimantan Barat Asal Usul Batu Bejamban dan Batu Layang yang dicetak oleh Percetakan Romeo Grafika. Ditulis oleh Luthfi Akbar dan diketik ulang Wisata Indonesia dalam artikel diatas guna membantu menyebarluaskan kepada masyarakat untuk membaca dongeng rakyat ini agar sanggup dipetik hikmahnya. Harapan penyunting, semoga dengan membaca artikel ini, kita sanggup lebih menyayangi khasanah kebudayaan kawasan kita sendiri yang berarti juga menyayangi kebudayaan nasional, alasannya ialah kebudayaan kawasan merupakan pecahan dari kebudayaan nasional.
DASARR BLOG SAMPAH.... MERUGIKAN PEMILIK KONTEN ASLI.
BalasHapusSAYA AKAN SEGERA MENINDAK BLOG SAMPAH INI.