Wisata Indonesia - Sarawak yaitu sebuah negeri yang berada di barat bahari Pulau Borneo, secara administratif masuk dalam wilayah Malaysia pecahan timur, yang berbatasan darat dengan negara Indonesia dan Brunei Darussalam. Kota Kuching menjadi sentra perekonomian terbesar dan sekaligus menjadi ibukota negara pecahan Sarawak.
Keberagaman suku di Sarawak menjadikannya kaya akan seni dan budaya, salah satunya yaitu Melayu Sarawak. Suku Melayu Sarawak yaitu suku bangsa yang menempati wilayah negara pecahan Sarawak, menggunakan bahasa Melayu dan beradat Melayu. Kebudayaan Melayu Sarawak berawal semenjak berdirinya Kesultanan Sarawak, menyerupai Kesultanan Islam lainnya di Borneo yang termasuk golongan Melayu.
![]() |
Melayu Sarawak || Sumber Gambar: instagram/manggees |
Secara linguistik, suku Melayu Sarawak termasuk dalam rumpun Dayak Melayik yang dituturkan oleh Dayak Meratus/Bukit (Indonesia), Dayak Iban (dan Saq Senganan), Dayak Kendayan (Kanayatn). Beberapa suku asal Borneo beradat Melayu yang terkait dengan rumpun ini sebagai suku-suku yang bangkit sendiri yaitu Suku Banjar, Suku Kutai, Suku Berau, Suku Sambas, dan Suku Kedayan.
Berdasarkan teladan migrasi masa lampau, Melayu Sarawak masuk dalam kategori Proto Malay (aboriginal Malay), sama halnya dengan suku Sambas dan suku orisinil Borneo lainnya, menyerupai : Iban, Bidayuh, Kendayan, Banjar. Penamaan Melayu Sarawak muncul pada dinasti Kesultanan Sarawak, sementara itu wilayah dalam Sarawak utamanya didominasi suku-suku yang terdiri dari suku Iban, Kayan dan Kenyah, yang bergairah dalam perluasan teritorial mereka.
Suku Melayu Sarawak intinya terbagi ke dalam beberapa golongan :
1. Berasal dari tanah Brunei
Melayu yang mendiami kawasan-kawasan yang berdekatan dengan Brunei menyerupai di Miri yaitu berasal dari keturunan Melayu Brunei. Keturunan golongan ini menggunakan gelaran Abang (bagi lelaki) dan Dayang (bagi perempuan) yang juga berfungsi sebagai nama keluarga (surname). Dan diperkuat oleh keturunan dari raja Kesultanan Sarawak.
2. Berasal dari Sumatera dan Tanah Melayu.
Suku bangsa Melayu di Sarawak mendiami daerah persisiran pantai. Mereka dipercayai berasal dari Sumatera dan Semenanjung Melayu. Mereka mula tiba ke Sarawak semenjak kurun ke-15 Masehi. Penempatan awal mereka yaitu di Lidah Tanah yaitu daerah di sekitar Sungai Sarawak (kini terletak di Bahagian Kuching).
Pada masa itu, suku ini diketuai oleh seorang Putera Raja berjulukan Datuk Merpati Jepang. Orang Melayu beragama Islam dan menjalankan aktiviti ekonomi menangkap ikan di laut, bertani dan berniaga. Setelah mereka dijajah oleh Kesultanan Brunei pada kurun ke-16 M, keturunan Datuk Merpati Jepang terus dilantik sebagai pentadbir di daerah ini dengan menggunakan gelaran Datuk. Akhirnya lahirlah jawatan-jawatan pentadbir menyerupai Datuk Patinggi (sebagai ketua menteri), Datuk Temenggung (menjaga keamanan dan keselamatan) dan Datuk Bandar (mengendalikan hal-hal perdagangan).
3. Suku Pribumi
Sebelum Islam tiba ke tanah Sarawak, suku bangsa Dayak masih mengadopsi agama leluhurnya. Namun ada sebagian besar mengalami proses Islamisasi (masuk Melayu), hal - hal moral yang bertolak belakang dengan aliran akan ditinggalkan. Mereka (suku bangsa Dayak) yang masuk Islam menyebut dirinya dengan Melayu Sarawak.
Persentase jumlah pendatang dari Sumatera, Tanah Melayu, Brunei sangat sedikit berbanding dengan persentase penduduk pribumi Sarawak yang pada awalnya didiami oleh suku bangsa Dayak (Iban). Sekarang antara keduanya sudah tidak lagi dapat dibedakan mana yang orisinil dan mana yang bukan. Kewujudan golongan ini juga telah mengakibatkan terciptanya bahasa Melayu loghat Sarawak. Seperti bahasa Melayu loghat Kelantan, bahasa Melayu loghat Sarawak agak sukar untuk difahami oleh penutur-penutur loghat Melayu yang lain kerana loghat tersebut banyak menyerap perkataan dan istilah dari bahasa Dayak khususnya Iban.
Bahasa Sarawak (Melayu Sarawak) sangat berbeda jauh dengan bahasa melayu di Sumatera dan Tanah Melayu. Bahasa ini lebih banyak memiliki persamaan kosakata dengan bahasa Sambas, Iban, dan suku Borneo lainnya. Bahasa Melayu Sarawak termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dan menjadi bahasa ibu Suku Melayu Sarawak.
Bahasa Sambas | Bahasa Melayu Sarawak | Bahasa Melayu Baku |
Aku / Kamek | Kamek | Saya |
Kau / Direk / Kitak | Kitak | Kamu |
Die / Nye | Nya | Dia |
Aok / Auk | Aok/Auk | Iya |
Ndak / Da’an | Sik | Tidak/Tak |
Sik an / Disik | Sik Ada | Tidak Ada |
Ngape | Kenak | Kenapa |
Sitok | Sitok | Sini |
Sinun | Sinun | Sana |
Sie | Sia | Sine |
Mane | Ne | Mana |
Madah / Padah | Madah | Mengadu / Beritahu |
Ngomong | Kelakar | Berbicara / berbincang |
Biak ye | Sidaknya | Mereka |
Urrang | Sidak | Orang |
Punye | Empun | Punya |
Kin itok | Kinektok | Sekarang |
Dudi | Dudi | Kemudian |
Ye | Ya | Itu |
Simari / Simare’ | Ari Marek | Kemarin |
Ari Ye | Ari Ya | Hari Itu |
Biak | Mbiak/Biak/Miak | Anak |
0 komentar:
Posting Komentar